Pages

Subscribe:

Labels

Laman

Rabu, 09 Januari 2013

Lebih Sehat dan Bahagia dengan "Terapi Program Ulang Hidup"



Kesehatan jiwa dan raga sebenarnya tidak cuma dipengaruhi oleh pola makan, pola istirahat, dan olahraga saja. Bagaimana kita mengelola stres dan "trauma" yang dibawa sejak lahir berperan besar pada kesehatan dan kebahagiaan. 

Darmawan B.Suleiman, seorang penyembuh dan pakar meditasi, mengatakan bahwa apa yang kita alami sejak di dalam kandungan sampai sekarang, akan sangat berpengaruh pada kesehatan emosi dan fisik. 

"Setiap pengalaman hidup kita akan menghasilkan rekaman-rekaman yang disimpan dalam jiwa. Kalau rekamannya negatif, maka pengaruhnya terhadap fisik dan jiwa juga negatif," kata pria yang mendirikan House of Alpha Mind ini. 

Ia mencontohkan manusia modern saat ini sering mengalami rasa tidak bahagia dan kegelisahan tanpa tahu penyeabbnya. Hal itu kebanyakan bersumber dari "rekaman" negatif di masa lalu. "Ada yang waktu kecilnya pernah ditampar di muka umum, atau sejak di dalam rahim ibunya kurang memberi sentuhan kasih sayang," katanya. 

Beberapa penyakit kronis yang dipengaruhi oleh faktor genetik, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit autoimun, menurut Darmawan, juga bersumber dari rekaman negatif di DNA. 

"Ilmu kedokteran modern hanya memberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan penyakit itu tetapi belum bisa menyembuhkan. Padahal, tubuh sebenarnya bisa dilatih untuk menyembuhkan dirinya sendiri," katanya. 

Ia mengatakan, kemampuan manusia untuk menyembuhkan diri sendiri secara alami kerap tidak disadari. Penyembuhan secara menyeluruh, tubuh, pikiran, dan jiwa, antara lain diperoleh dengan melakukan terapi program ulang hidup (Life Reprogramming).

Tujuan utama terapi program ulang hidup adalah menghapus luka batin dan rekaman negatif yang kita punya sampai akar-akarnya. 

"Dengan terapi ini saya akan membimbing pasien untuk masuk ke dalam diri sendiri karena sesungguhnya semua masalah ada di dalam diri. Setiap emosi negatif yang ada kemudian akan dihapuskan satu persatu sampai perasaan terasa bening," katanya.

Cara terapi ini sebenernya mirip dengan meditasi, yakni kita diminta duduk dan fokus. "Bisa juga dibilang seperti menghipnosis diri sendiri," katanya. 

Target utama dari terapi ini, menurut Darmawan, adalah memberdayakan diri dengan cara membangunkan ruh murni di dalam jiwa. Ia menambahkan, pada umumnya pasien cukup melakukan dua kali pertemuan untuk selanjutnya berlatih sendiri di rumah. 

"Yakinlah bahwa setiap penyakit fisik dan jiwa ada obatnya," katanya. 

SUMBER : KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar